Dokter: Tes ANA tak perlu diulang jika diagnosis lupus sudah tegak

Dokter: Tes ANA tak perlu diulang jika diagnosis lupus sudah tegak

Jakarta, 12 November 2021 – Lupus merupakan penyakit autoimun yang sering kali sulit untuk didiagnosis karena gejalanya mirip dengan penyakit lain. Salah satu tes yang sering dilakukan untuk mendeteksi lupus adalah tes ANA (anti-nuclear antibody). Namun, menurut para dokter, tes ANA tidak perlu diulang jika diagnosis lupus sudah tegak.

Dokter Spesialis Reumatologi, dr. Andi Suhendro, SpR(K), menjelaskan bahwa tes ANA memang sering digunakan untuk mendeteksi adanya antibodi dalam tubuh yang menyerang sel-sel sehat. Namun, hasil tes ANA yang positif tidak selalu menunjukkan adanya lupus. “Tes ANA bisa positif pada berbagai kondisi lain, seperti infeksi virus atau bakteri, gangguan imun lainnya, atau bahkan pada orang sehat tanpa penyakit autoimun,” ujar dr. Andi.

Oleh karena itu, dr. Andi menyarankan agar diagnosis lupus harus didasarkan pada gejala klinis pasien dan hasil tes tambahan lainnya, seperti tes anti-dsDNA (anti-double stranded DNA) dan tes komplement. “Jika sudah ada diagnosis lupus yang tegak, maka tes ANA tidak perlu diulang karena hasilnya tidak akan mengubah pengelolaan penyakit,” tambahnya.

Selain itu, dr. Andi juga menekankan pentingnya peran dokter dalam melakukan diagnosa yang tepat dan memberikan pengelolaan yang sesuai untuk pasien lupus. “Lupus merupakan penyakit yang kompleks dan memerlukan penanganan yang komprehensif. Oleh karena itu, konsultasikanlah dengan dokter spesialis reumatologi untuk mendapatkan penanganan yang terbaik,” tutup dr. Andi.

Dengan demikian, tes ANA memang penting untuk mendeteksi kemungkinan adanya lupus, namun hasil tes tersebut harus diperhatikan dalam konteks gejala klinis pasien dan hasil tes tambahan lainnya. Jika diagnosis lupus sudah tegak, tes ANA tidak perlu diulang karena tidak akan memberikan informasi yang lebih berguna dalam pengelolaan penyakit. Semoga informasi ini bermanfaat bagi para pembaca.