Wanita lebih banyak kehilangan harapan hidup setelah serangan jantung

Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa wanita lebih mungkin kehilangan harapan hidup setelah mengalami serangan jantung dibandingkan dengan pria. Penelitian ini menunjukkan bahwa wanita memiliki risiko kematian yang lebih tinggi setelah serangan jantung, bahkan setelah mengontrol faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan merokok.

Penelitian ini dilakukan oleh para ilmuwan di Universitas Oxford dan dipublikasikan dalam jurnal European Heart Journal. Mereka menganalisis data dari lebih dari 180.000 pasien yang mengalami serangan jantung di Inggris antara tahun 2000 dan 2014. Hasilnya menunjukkan bahwa wanita memiliki risiko kematian yang 20% lebih tinggi dalam satu tahun setelah serangan jantung, dan 50% lebih tinggi dalam lima tahun setelahnya.

Para peneliti menyarankan bahwa perbedaan ini mungkin disebabkan oleh fakta bahwa wanita sering kali tidak mendapatkan perawatan yang sama dengan pria setelah mengalami serangan jantung. Mereka cenderung mengalami gejala yang lebih tidak jelas dan sering kali diabaikan oleh petugas kesehatan. Selain itu, wanita juga cenderung memiliki kondisi kesehatan yang lebih kompleks dan lebih rentan terhadap komplikasi setelah serangan jantung.

Untuk mengurangi risiko kematian wanita setelah serangan jantung, para peneliti menekankan pentingnya pendekatan yang berbeda dalam penanganan pasien wanita. Mereka menyarankan agar petugas kesehatan lebih memperhatikan gejala yang mungkin timbul pada wanita setelah serangan jantung, serta memberikan perawatan yang sesuai dengan kondisi kesehatan mereka.

Dengan penemuan ini, diharapkan kesadaran akan risiko kematian wanita setelah serangan jantung akan meningkat, sehingga dapat mendorong upaya untuk meningkatkan perawatan dan pengawasan pasien wanita yang mengalami kondisi ini. Semoga dengan langkah-langkah yang tepat, kita dapat mengurangi angka kematian wanita setelah serangan jantung dan meningkatkan harapan hidup mereka.