Masalah irama jantung lebih banyak diderita oleh perempuan daripada laki-laki. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perbedaan hormon, ukuran jantung, dan gaya hidup.
Menurut penelitian, perempuan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan irama jantung seperti fibrilasi atrial (AFib) dan takikardia supraventrikular (SVT). AFib adalah gangguan irama jantung yang paling umum terjadi pada perempuan, dan dapat menyebabkan risiko stroke dan gagal jantung.
Faktor hormon juga berperan dalam masalah irama jantung pada perempuan. Hormon estrogen dapat mempengaruhi kontraksi jantung dan sirkulasi darah, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan irama jantung. Selain itu, perubahan hormon selama kehamilan dan menopause juga dapat meningkatkan risiko gangguan irama jantung pada perempuan.
Selain faktor hormon, ukuran jantung yang lebih kecil pada perempuan juga dapat mempengaruhi irama jantung. Jantung perempuan cenderung memiliki ukuran yang lebih kecil daripada jantung laki-laki, sehingga lebih rentan terhadap gangguan irama jantung.
Selain faktor biologis, gaya hidup juga memainkan peran penting dalam masalah irama jantung pada perempuan. Kebiasaan merokok, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan kurangnya olahraga dapat meningkatkan risiko gangguan irama jantung. Oleh karena itu, penting bagi perempuan untuk menjaga gaya hidup sehat dengan menghindari faktor risiko tersebut.
Untuk mencegah masalah irama jantung, perempuan disarankan untuk melakukan pemeriksaan jantung secara rutin, menjaga berat badan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan menghindari kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan. Dengan menjaga kesehatan jantung, perempuan dapat mengurangi risiko gangguan irama jantung dan menjalani hidup yang lebih sehat dan berkualitas.