Makna balutan busana adat Ujung Serong di pelantikan Prabowo-Gibran

Makna balutan busana adat Ujung Serong menjadi sorotan dalam pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming sebagai Menteri Pertahanan dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada hari Rabu (23/12) di Istana Negara. Kedua tokoh ini tampil anggun dengan busana adat yang khas dari daerah Ujung Serong.

Busana adat Ujung Serong merupakan salah satu warisan budaya dari daerah Banten yang kaya akan nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal. Balutan busana adat ini memiliki filosofi dan makna yang dalam, yang mengandung simbol-simbol keberanian, kekuatan, serta kesetiaan kepada tradisi dan leluhur.

Dalam acara pelantikan tersebut, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming terlihat gagah dengan balutan busana adat Ujung Serong yang dipadu-padankan dengan aksesori tradisional seperti keris dan songket. Mereka juga tampak memperlihatkan sikap rendah hati dan menghormati tradisi leluhur dalam memakai busana adat tersebut.

Balutan busana adat Ujung Serong dalam acara pelantikan ini juga menjadi simbol persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, mengingat kedua tokoh ini berasal dari daerah yang berbeda namun tetap bisa bersatu dalam semangat membangun negeri. Kehadiran busana adat ini juga menjadi bentuk apresiasi terhadap keberagaman budaya di Indonesia.

Dengan memakai busana adat Ujung Serong, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming juga mengajak masyarakat untuk lebih mencintai dan melestarikan budaya lokal. Mereka memberikan contoh bahwa busana adat bukan hanya sekadar pakaian tradisional, namun juga sebuah simbol identitas dan kebanggaan akan warisan nenek moyang.

Dengan demikian, makna balutan busana adat Ujung Serong dalam pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming tidak hanya sekadar penampilan fisik, namun juga mengandung nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang patut dijunjung tinggi. Semoga keberadaan busana adat ini dapat terus dilestarikan dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia.