Dari reklamasi jadi rekreasi, ini asal usul Danau Sunter

Danau Sunter, salah satu danau buatan terbesar di Jakarta, kini telah menjadi salah satu destinasi rekreasi favorit bagi warga ibu kota. Namun, tahukah Anda bahwa awalnya danau ini merupakan hasil dari proyek reklamasi yang kontroversial?

Reklamasi Danau Sunter dimulai pada tahun 1970-an sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mengatasi banjir di Jakarta. Danau Sunter dibangun dengan cara menggali danau baru di daerah Sunter, Jakarta Utara, dan kemudian menyambungkannya dengan Sungai Ciputat. Proyek ini berhasil mengurangi intensitas banjir di daerah sekitar danau, namun juga menimbulkan kontroversi karena dampak lingkungan yang ditimbulkannya.

Selama bertahun-tahun, Danau Sunter menjadi tempat pembuangan sampah dan limbah, sehingga kualitas air danau menjadi sangat buruk. Namun, pada tahun 2010, pemerintah Jakarta memulai program revitalisasi danau yang bertujuan untuk mengembalikan Danau Sunter menjadi tempat rekreasi yang bersih dan nyaman.

Melalui program tersebut, Danau Sunter kini telah menjadi destinasi rekreasi yang populer di Jakarta. Warga ibu kota dapat menikmati berbagai kegiatan seperti bersepeda, memancing, berperahu, atau sekadar bersantai menikmati pemandangan danau yang indah. Selain itu, pemerintah juga telah melakukan berbagai upaya untuk menjaga kebersihan danau, seperti membersihkan sampah secara teratur dan melarang penggunaan bahan kimia berbahaya di sekitar danau.

Dengan transformasi dari reklamasi menjadi rekreasi, Danau Sunter kini menjadi contoh sukses bagaimana sebuah proyek lingkungan yang kontroversial dapat diubah menjadi sumber keuntungan bagi masyarakat. Semoga keberhasilan Danau Sunter dapat menjadi inspirasi bagi upaya konservasi lingkungan lainnya di Indonesia.